Tragedi Telor Ceplok
Hari pertama berdua saja di rumah, sekembali dari Kendal..
Aku : "Mas, mau makan pake lauk apa?"
Suami : "Yang gampang aja lah. Telor ceplok juga boleh", jawab suamiku santai sambil memegang gagang telpon, siap-siap menelpon seseorang.
Kubuka kulkas. Masih ada beberapa butir telur di sana, sisa belanja sebelum aku pulang ke Kendal seminggu lalu. Kuambil dua butir, lalu kuletakkan penggorengan di atas tunggu kompor. Kutuang minyak, berikutnya klik..kunyalakan kompor. Setelah minyak panas, kupecahkan telor di atasnya. Sreengggg...bunyi telor dalam penggorengan. Tiba-tiba...pletak-pletok...BLETOKK!!! Telor meletup cukup keras dari penggorengan. Refleks, aku meloncat menghindar. Suamiku yang sedang berbicara di telpon kontan kaget. Segera dia memberikan bala bantuannya mengatasi keadaan, karena aku udah mengkeret duluan liat minyak panas yang meletup-letup nggak karuan. Dimatikannya kompor, dan letupan sedikit demi sedikit mereda. Fiuhh...lega deh. Suamiku kembali ke meja telpon, meneruskan obrolan dengan seseorang. Gak seperti biasanya nih..telor digoreng meletup-letup seperti ini. Apa karena penggorengannya sudah lama gak dipakai ya? Aku mencoba mereka-reka penyebab tragedi telor ceplok ini.
"Itu mas...istri lagi goreng telor", terdengar suamiku memberi penjelasan kepada lawan bicaranya di seberang. Hahhh?? Bicara sama siapa tuh? Dengan bahasa isyarat, aku bertanya ingin tau siapa lawan bicara suamiku. "Ini Mas Nardi (kakak iparku - red). Kedengaran di sana tuh bunyi pletak-pletoknya", jelas suamiku sambil tertawa. Merahlah mukaku. Dan Ahad kemarin, saat kami berkesempatan silaturahim ke rumah beliau, tragedi telor ceplok inipun menjadi bahan becandaan kami. Dari kakak ipar, yang meskipun seorang laki-laki tapi jago masak, aku akhirnya tau penyebab meletupnya telor saat digoreng. Setidaknya ada dua : karena telor terlalu lama di kulkas dan langsung digoreng tanpa dibiarkan sesaat agar tidak terlalu dingin, atau penggorengan belum terlalu panas tapi sudah dituangi minyak.
Semoga tragedi serupa tak berulang deh....
Aku : "Mas, mau makan pake lauk apa?"
Suami : "Yang gampang aja lah. Telor ceplok juga boleh", jawab suamiku santai sambil memegang gagang telpon, siap-siap menelpon seseorang.
Kubuka kulkas. Masih ada beberapa butir telur di sana, sisa belanja sebelum aku pulang ke Kendal seminggu lalu. Kuambil dua butir, lalu kuletakkan penggorengan di atas tunggu kompor. Kutuang minyak, berikutnya klik..kunyalakan kompor. Setelah minyak panas, kupecahkan telor di atasnya. Sreengggg...bunyi telor dalam penggorengan. Tiba-tiba...pletak-pletok...BLETOKK!!! Telor meletup cukup keras dari penggorengan. Refleks, aku meloncat menghindar. Suamiku yang sedang berbicara di telpon kontan kaget. Segera dia memberikan bala bantuannya mengatasi keadaan, karena aku udah mengkeret duluan liat minyak panas yang meletup-letup nggak karuan. Dimatikannya kompor, dan letupan sedikit demi sedikit mereda. Fiuhh...lega deh. Suamiku kembali ke meja telpon, meneruskan obrolan dengan seseorang. Gak seperti biasanya nih..telor digoreng meletup-letup seperti ini. Apa karena penggorengannya sudah lama gak dipakai ya? Aku mencoba mereka-reka penyebab tragedi telor ceplok ini.
"Itu mas...istri lagi goreng telor", terdengar suamiku memberi penjelasan kepada lawan bicaranya di seberang. Hahhh?? Bicara sama siapa tuh? Dengan bahasa isyarat, aku bertanya ingin tau siapa lawan bicara suamiku. "Ini Mas Nardi (kakak iparku - red). Kedengaran di sana tuh bunyi pletak-pletoknya", jelas suamiku sambil tertawa. Merahlah mukaku. Dan Ahad kemarin, saat kami berkesempatan silaturahim ke rumah beliau, tragedi telor ceplok inipun menjadi bahan becandaan kami. Dari kakak ipar, yang meskipun seorang laki-laki tapi jago masak, aku akhirnya tau penyebab meletupnya telor saat digoreng. Setidaknya ada dua : karena telor terlalu lama di kulkas dan langsung digoreng tanpa dibiarkan sesaat agar tidak terlalu dingin, atau penggorengan belum terlalu panas tapi sudah dituangi minyak.
Semoga tragedi serupa tak berulang deh....
xixixix...ciee...yg udah masak sendiri
udah ada orang yang akan dimasakin.
ternyata telor itu kalau kelamaan di lemari es langsung diceplok bisa meletup2 ya. kirain evy karena mengandung air dari putih telurnya:D
Posted by hanan2jahid | April 18, 2006 4:56 PM
ehm ehm .....
Posted by Anonymous | April 18, 2006 7:36 PM
Czziieee...piwit..piwit.. :p
Telur beku digoreng, tau ndiri deh hasilnya :D
Posted by Anonymous | April 18, 2006 8:37 PM
Swit...swit...tema blognya mulai berubah neh. kalo biasanya cuma "aku", sekarang "aku dan dia". Lain kali hati2 ya mbak masaknya :)
Posted by Ida Latifa Hanum | April 19, 2006 9:10 AM
Swit...swit...tema blognya mulai berubah neh. kalo biasanya cuma "aku", sekarang "aku dan dia". Lain kali hati2 ya mbak masaknya :)
Posted by Ida Latifa Hanum | April 19, 2006 9:11 AM
ehm.. ehm... juga.... :-?
Posted by Anonymous | April 19, 2006 9:32 AM
hi hi, lucu ya, pengalaman pertama,...mbak nu dulu juga pertama mau masakin ayam, malah digondol kucing,....mau lari ngrebut,..sorry la yaww, masak rebutan ma kucing,...
hmmm, bener temanya dah berubah,..sip sip sip, insya allah nanti jadi nambah kata: si kecil,....
Posted by Noenoe | April 19, 2006 11:28 AM
susah suwiiitttt.......
wah skarang dah ada ksibukan baru ya mbak....^_^
btw, telor cepolknya kok dikit gosong? suka yang garing2 ya...heheheh
Posted by za | April 19, 2006 12:03 PM
hhmmm... walau hanya ceplok telor tapi jika istri yang masak, kenapa rasanya lebih enak yah? :)
tapi... telur sama ayam duluan mana yah? *basi ih..* he*
Posted by Anonymous | April 20, 2006 10:09 AM
Mba hanum ... seru ya kayaknya.
Posted by Rini | April 20, 2006 1:15 PM
Bude...fotonya udah jadi belom? kirim donk, zidan pengen liat zidan cakep nggak ya disitu:D (eh tp klo repot jangan ding)
Bude, kapan2 maen ke dapurnya Ummi ya, siapa tau dapet ide masak dari situ, he..he..he...
Asik dah sekarang udah ber-2-an:D kaburr ah sebelum diuyel2 Budhe:D
Posted by Unknown | April 22, 2006 9:59 AM
mbak, baarakallahu utk pernikahannya. maaf telat. lain kali hati² mbak kalo masak ;)
makasih mbak doanya, semoga Allah SWT mengabulkan semua doa mbak Hanum, amin, amin, amin, Allahumma amin. *hugz*
Posted by Linda | April 24, 2006 11:00 AM
Assalamu'alaikum...
wah pengantin baru ,belum pandai masak telur mata kerbau (gitu org melayu bilang).hi..hi..becanda aja kok. Biar telur meletup kalau yang masak istri tersayang gimanapun InsyaAllah enak..tul nggak..para suami..
wassalamu'alaikum
Posted by Anonymous | April 26, 2006 11:15 AM
Hehehe..........
Posted by Anonymous | April 28, 2006 6:48 PM
hehehehehe..... proses pembelajaran itu memang berat jenderal ;))
Posted by Anonymous | May 01, 2006 10:06 AM
ehmmm... oow telor ..
-echo-
Posted by Anonymous | May 02, 2006 2:48 PM
how nice... ^__^
Posted by Anonymous | May 02, 2006 9:13 PM
uhuiii...skrg ada cerita masak buat seseorang yaa ehhmmm syenangnyaaa :)
Posted by Anonymous | May 05, 2006 1:45 PM
siiiitt suiittt sekarang telor ceplok besok apalagi yee....ehm ehm....
Posted by Anonymous | May 05, 2006 11:39 PM
hihihihi mbak hanum.. luthuu.luthu ;) deuyy pengantin baru. hihih
Posted by Anonymous | May 09, 2006 3:49 PM
Assalamualaikum,
semoga selalu diberikan barakah dalam pernikahannya. Sante aja mbak..saya juga dulu hanya bisa bikin Indomie..sekarang...silakan mampir loh!! :)
Ngomong2 buku kami mau diterbitkan, entar ikutin promosi ya..wassalam.
Retno
Posted by Anonymous | May 26, 2006 6:24 PM
hlo mba..mungkin krn air embun di telur ada yang netes ke wajan...ato minyak kepanasan.....hehehe. gpp kan bisa jd bahan cerita jadinya. salam..
Posted by Sili Frebrian | June 02, 2006 5:38 PM
hmmm..wuiiihh m'num senang yaa dah msk-in u/misua *ngirimodeON*hihi, smg bsok dah g keulang lg yaa khan dah tau tipsnya dr kaka ipar ;)
Posted by aqputri.blogger.com | June 02, 2006 6:27 PM