Bencana Tsunami Adalah Satu Peringatan Dari-Nya
Ahad, 26 Desember 2004 akan menjadi hari yang tak terlupakan sepanjang sejarah dunia. Pada hari itu, puluhan ribu manusia yang tinggal berdekatan dengan pantai di Aceh, Medan, Malaysia, Thailand, India, Srilangka, dan Maladewa harus menemui ajalnya, tersapu gulungan ombak. Menurut berita di www.detik.com hari ini, jumlah korban meninggal di seluruh Asia & Afrika mencapai 68 ribu! 32 ribu lebih di antaranya adalah korban meninggal di Aceh.
Kemarin sore, sctv menanyangkan rekaman video yang dishoot oleh PJS Partai Keadilan Sejahtera, Pak Tifatul Sembiring & team, yang baru pulang dari Aceh. Tubuhku merinding, hatiku seperti ditusuk-tusuk, pediiih sekali melihat mayat-mayat dijajar seadanya di pinggir-pinggir jalan menanti dikebumikan, mayat-mayat yang terlihat terselip di antara puing-puing rumah mereka yang ikut tersapu ombak. Masjid Baiturrahman di tengah kota Banda Aceh masih kokoh berdiri. Menaranya saja yang terlihat agak limbung. Tapi pemandangan sejuk hijau pepohonan di sekitar masjid sekarang sudah hilang, berganti dengan onggokan puing dan mayat yang berderet menebar bau busuk. Sementara bagian dalam masjid bukan deretan shaft orang sholat yang terlihat, melainkan para pengungsi yang bercampur dengan mayat-mayat yang belum dikubur. Para pengungsi yang selamat harus tidur menahan dingin dan lapar berdampingan dengan mayat yang mungkin sebentar lagi membusuk. Masya Alloh !!!
Kristal-kristal bening tak tahan untuk tidak menetes saat aku menuliskan duka di Aceh ini. Tapi ini belum seberapa dibandingkan tangis yang tumpah di sana. Ya Robbi...adakah ini adzab yang Engkau timpakan karena dosa-dosa kami? Seringkali airmata menetes hanya jika Engkau berikan kami peringatan. Di saat kami merasa hidup 'normal-normal saja', jangankan airmata pengingat dosa, hatipun seringkali diam tak bergetar mendengar asma-Mu disebut. Ampuni kami ya Robb...ya Ghofar...Ampuni kami yang menyadari peringataan-Mu setelah semuanya terjadi. Padahal Engkau telah memperingatkan hal ini sebelumnya di dalam firman-Mu.
"Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang?, atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?"
(Qs. Al-Mulk : 16-17)
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir
Kemarin sore, sctv menanyangkan rekaman video yang dishoot oleh PJS Partai Keadilan Sejahtera, Pak Tifatul Sembiring & team, yang baru pulang dari Aceh. Tubuhku merinding, hatiku seperti ditusuk-tusuk, pediiih sekali melihat mayat-mayat dijajar seadanya di pinggir-pinggir jalan menanti dikebumikan, mayat-mayat yang terlihat terselip di antara puing-puing rumah mereka yang ikut tersapu ombak. Masjid Baiturrahman di tengah kota Banda Aceh masih kokoh berdiri. Menaranya saja yang terlihat agak limbung. Tapi pemandangan sejuk hijau pepohonan di sekitar masjid sekarang sudah hilang, berganti dengan onggokan puing dan mayat yang berderet menebar bau busuk. Sementara bagian dalam masjid bukan deretan shaft orang sholat yang terlihat, melainkan para pengungsi yang bercampur dengan mayat-mayat yang belum dikubur. Para pengungsi yang selamat harus tidur menahan dingin dan lapar berdampingan dengan mayat yang mungkin sebentar lagi membusuk. Masya Alloh !!!
Kristal-kristal bening tak tahan untuk tidak menetes saat aku menuliskan duka di Aceh ini. Tapi ini belum seberapa dibandingkan tangis yang tumpah di sana. Ya Robbi...adakah ini adzab yang Engkau timpakan karena dosa-dosa kami? Seringkali airmata menetes hanya jika Engkau berikan kami peringatan. Di saat kami merasa hidup 'normal-normal saja', jangankan airmata pengingat dosa, hatipun seringkali diam tak bergetar mendengar asma-Mu disebut. Ampuni kami ya Robb...ya Ghofar...Ampuni kami yang menyadari peringataan-Mu setelah semuanya terjadi. Padahal Engkau telah memperingatkan hal ini sebelumnya di dalam firman-Mu.
"Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang?, atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?"
(Qs. Al-Mulk : 16-17)
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir