Dunia Itu Sempit
Dunia tak selebar daun kelor, kata sebuah pepatah. Dunia tak lebih besar dari layar PC 14 inchi, kata seorang teman chatting saya. Kedua perumpaan tadi timbul bukan karena mengacu pada berapa luasnya dunia, tetapi lebih mengacu pada interaksi orang-orang yang tinggal di dalamnya. Misalnya, berkenalan dengan si A yang ternyata adalah teman si B, yang juga adalah teman kita.
Hal ini pula yang sering saya alami, baik di dunia nyata maupun maya. Di dunia maya, saya pernah berkenalan dengan seorang akhwat di chat yang kemudian saya ketahui bersahabat dengan bapak ini yang blognya sering saya kunjungi. Juga waktu 'berjumpa' ibu ini di milis IMB yang ternyata adalah teman sekelas dari istri saudara saya. Kami pun sesama kuliah beberapa kali bertemu di masjid, meski hanya saling bertukar senyum. Kemudian juga dengan bapak ini yang ternyata belakangan saya tau adalah adik ipar senior saya di Unpad. Beberapa hari lalu saya ketahui pula salah seorang teman di milis Kendal adalah keponakan dari suami anaknya saudara sepupu mbah saya (hehe..kayak iklan HSBC aja ya ).
Begitulah...dunia memang hanya selebar daun kelor .
Hal ini pula yang sering saya alami, baik di dunia nyata maupun maya. Di dunia maya, saya pernah berkenalan dengan seorang akhwat di chat yang kemudian saya ketahui bersahabat dengan bapak ini yang blognya sering saya kunjungi. Juga waktu 'berjumpa' ibu ini di milis IMB yang ternyata adalah teman sekelas dari istri saudara saya. Kami pun sesama kuliah beberapa kali bertemu di masjid, meski hanya saling bertukar senyum. Kemudian juga dengan bapak ini yang ternyata belakangan saya tau adalah adik ipar senior saya di Unpad. Beberapa hari lalu saya ketahui pula salah seorang teman di milis Kendal adalah keponakan dari suami anaknya saudara sepupu mbah saya (hehe..kayak iklan HSBC aja ya ).
Begitulah...dunia memang hanya selebar daun kelor .