Blog Yang Terabaikan
Satu bulan sudah blogku tidak ter-update. Sampai2 banyak yang protes. Bro & sis, terima kasih untuk perhatiannya. Hiks..jadi terharu nih.
Ada beberapa hal yang menyebabkan blogku tersayang ini dibiarkan kosong tak terupdate selama sebulan.
1. Kerjaan di kantor yang terus mengalir tiada henti
2. Side job yang menyita waktu
3. Aktivitas di dunia chat yang semakin meningkat akhir2 ini dengan terselenggaranya Kajian Muslimah IMB yang hampir berjalan 3 minggu ini. Semoga aktivitasku yang satu ini mendapat ridho dari-Nya. Amin.
4. Ini sebenernya penyebab utama : karena pikiran blank, gak tau mau nulis apa di blog :D
Aku punya kebiasaan, kalo menuliskan ide yang ada di kepala ke tulisan, suasana sebisa mungkin hening. Kalo perlu menyepi sendirian.
Selain karena gak ada ide nulis, satu bulan ini bagiku waktu terasa sangat cepat berlalu dikarenakan pekerjaan yang menggunung. Akhir Desember lalu seniorku dulu di kampus menawarkan side job terjemahan. Ini bukan kali pertama kerjasama kami. Tapi kali ini jumlah yang diterjemahkan lumayan. 200 lembar lebih ! Mana dari bhs Indonesia ke Jepang lagi. Klo yang jenis ini aku gak pede sebenernya. Di kantor bosku pernah bilang : terjemahan bhs Jepangku Indonesian style katanya. Dalam hati sih membenarkan sambil ngomel dikit : sama donk, bhs Indonesia Anda juga Japanese style. Alias nggak nyambung :D hehe... Harus maklum donk..kita kan bukan native..
Seniorku itu ngasih waktu s/d tgl 30 Januari untuk pengerjaan. Setelah aku lihat-lihat isinya banyakan tabel, aku menyanggupi due date yang ditetapkan. Isinya pun menarik, tentang Waste Water Treatment dan banyak istilah kimianya. Sebuah tantangan yang menarik, kupikir. Karena paginya aku kerja, aku nerjemahin sepulang kerja. Dan itu tidak mudah. Sering semangat kerjaku terkalahkan oleh kantuk yang sangat. Kalo gak ada kerjaan, biasa jam 9 aku sudah tidur pules. Kalo ada kerjaan, habis sholat isya' start kompie, dan shutdown sekitar jam 11. Kalo kerjaan di kantor banyak, sering baru jam 10 mataku sudah 5 watt kayak garfield. Dan tidurpun jadi pilihan.
Tapi rupanya kebiasaan jelek dari dulu masih ada. Santai di awal, ngebut di akhir. Dari SD sampai kuliah pun, sistem belajar SKS tetap kujalankan. Karena itu, meski kuperkirakan kerjaan akan selesai tepat waktu tanpa memforsir tenaga, sampai tgl 29, sehari sebelum dua date, masih ada banyak lembar yang belum ditranslate. Tapi bagiku JANJI ADALAH AMANAH. Maka ketika sampai tgl 30 pagi belum kelar juga, jantung langsung berdenyut lebih kencang, selesai gak ya sampai siang nanti. Setengah harian itu aku benar2 berkutat dengan lembar2 terjemahan. Ternyata kesabaran bener2 diuji ketika kita sedang didesak waktu. Printer ngadat. Beberapa kali paper jam, padahal sebelum dimasukkan, kertas2 sudah kukibas-kibas agar tidak lengket satu sama lain. Berkali-kali aku mengucap istighfar, mohon diberikan kesabaran. Keringat yang bercucuran tidak aku hiraukan. Yang kupikirkan saat itu hanya : MEMENUHI JANJI.
Jarum jam pun terasa tak bersahabat. Seperti berputar lebih cepat dari biasanya. Masuk Dhuhur. Aku rehat sholat. Janji jam 2 sepertinya tidak bisa kupenuhi. Setelah kucek ulang, daftar isi dan halaman judul belum dibuat. Kupencet nomor HP temanku untuk memundurkan dead-line beberapa jam lagi. Alhamdulillah dia bersedia. Terjemahan akan kuserahkan jam 5, setelah Asar. Kami janjian ketemu di Plaza BSD serpong, tempat paling strategis yang paling mudah kami jangkau. Karena aku dari Tangerang, dia dari Parung - Bogor.
Asar alhamdulillah semua kelar. Tinggal menjilid. Ba'da sholat Asar, aku langsung keluar rumah, menuju toko foto copy yang menyediakan layanan jilid. Toko itu milik orang Cina. dan baru saat itu aku ingat, hari Ahad biasanya toko orang Cina tutup. Benar saja, toko tutup. Kustop angkot, meluncur ke toko satunya lagi yang lebih jauh. Tutup juga. Alhamdulillah, tak jauh dari sana ada toko foto copy kecil, punya orang Padang, dan bisa jilid tebal. Antrian orang yang menjilidkan bukunya sempat membuat hatiku kebat-kebit. Khawatir musti cancel lagi. Alhamdulillah, jam 4.30, tiba giliranku. Tapi karena lembarnya banyak, penjilidin tidak bisa cepat dilakukan. Selesai jam 5 kurang 10 menit. Kuperkirakan dari toko foto copy ke plaza BSD perlu waktu 30 menit dengan angkot. Naik taksi? Sama aja. taksi tidak bisa nyalip2. Terbayang istri temanku yang duduk menunggu lama di KFC bila aku telat tiba (temanku keluar kota, jadi nyuruh istrinya untuk ngambil). Kuputar otak. Aha! Ojeg! Ya..dengan ojeg bisa cepat sampai. Kebetulan dekat toko itu ada perempatan. Dan alhamdulillah, ada beberapa tukang ojeg mangkal. Kupilih tukang ojeg yang kira-kira orangnya baik dan sopan. Tiga menit kemudian aku sudah meluncur, menyalip di antara mobil dan bus-bus di jalan. Sebelumnya aku sudah pesen ke si abang ojeg : "Ngebut tapi hati-hati Bang".
Jam 5 lebih 5 menit sampai di Plaza BSD. Telat 5 menit dari janji. Segera kucari KFC. Ketemu. Tengok kanan-kiri mencari istri temanku. Terasa ada yang menepuk pundakku dari belakang. Nana, istri temanku itu dan anak perempuannya. Tak lama kami di sana. Setelah menyerahkan kerjaan, langsung kami berpisah. Meski badan terasa pegal, aku bersyukur telah memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan, meski mundur beberapa jam.
Pulang ke rumah sudah masuk maghrib. Setelah mandi, sholat, badan terasa segar kembali. Malamnya tidurku nyenyak sekali.
Ada beberapa hal yang menyebabkan blogku tersayang ini dibiarkan kosong tak terupdate selama sebulan.
1. Kerjaan di kantor yang terus mengalir tiada henti
2. Side job yang menyita waktu
3. Aktivitas di dunia chat yang semakin meningkat akhir2 ini dengan terselenggaranya Kajian Muslimah IMB yang hampir berjalan 3 minggu ini. Semoga aktivitasku yang satu ini mendapat ridho dari-Nya. Amin.
4. Ini sebenernya penyebab utama : karena pikiran blank, gak tau mau nulis apa di blog :D
Aku punya kebiasaan, kalo menuliskan ide yang ada di kepala ke tulisan, suasana sebisa mungkin hening. Kalo perlu menyepi sendirian.
Selain karena gak ada ide nulis, satu bulan ini bagiku waktu terasa sangat cepat berlalu dikarenakan pekerjaan yang menggunung. Akhir Desember lalu seniorku dulu di kampus menawarkan side job terjemahan. Ini bukan kali pertama kerjasama kami. Tapi kali ini jumlah yang diterjemahkan lumayan. 200 lembar lebih ! Mana dari bhs Indonesia ke Jepang lagi. Klo yang jenis ini aku gak pede sebenernya. Di kantor bosku pernah bilang : terjemahan bhs Jepangku Indonesian style katanya. Dalam hati sih membenarkan sambil ngomel dikit : sama donk, bhs Indonesia Anda juga Japanese style. Alias nggak nyambung :D hehe... Harus maklum donk..kita kan bukan native..
Seniorku itu ngasih waktu s/d tgl 30 Januari untuk pengerjaan. Setelah aku lihat-lihat isinya banyakan tabel, aku menyanggupi due date yang ditetapkan. Isinya pun menarik, tentang Waste Water Treatment dan banyak istilah kimianya. Sebuah tantangan yang menarik, kupikir. Karena paginya aku kerja, aku nerjemahin sepulang kerja. Dan itu tidak mudah. Sering semangat kerjaku terkalahkan oleh kantuk yang sangat. Kalo gak ada kerjaan, biasa jam 9 aku sudah tidur pules. Kalo ada kerjaan, habis sholat isya' start kompie, dan shutdown sekitar jam 11. Kalo kerjaan di kantor banyak, sering baru jam 10 mataku sudah 5 watt kayak garfield. Dan tidurpun jadi pilihan.
Tapi rupanya kebiasaan jelek dari dulu masih ada. Santai di awal, ngebut di akhir. Dari SD sampai kuliah pun, sistem belajar SKS tetap kujalankan. Karena itu, meski kuperkirakan kerjaan akan selesai tepat waktu tanpa memforsir tenaga, sampai tgl 29, sehari sebelum dua date, masih ada banyak lembar yang belum ditranslate. Tapi bagiku JANJI ADALAH AMANAH. Maka ketika sampai tgl 30 pagi belum kelar juga, jantung langsung berdenyut lebih kencang, selesai gak ya sampai siang nanti. Setengah harian itu aku benar2 berkutat dengan lembar2 terjemahan. Ternyata kesabaran bener2 diuji ketika kita sedang didesak waktu. Printer ngadat. Beberapa kali paper jam, padahal sebelum dimasukkan, kertas2 sudah kukibas-kibas agar tidak lengket satu sama lain. Berkali-kali aku mengucap istighfar, mohon diberikan kesabaran. Keringat yang bercucuran tidak aku hiraukan. Yang kupikirkan saat itu hanya : MEMENUHI JANJI.
Jarum jam pun terasa tak bersahabat. Seperti berputar lebih cepat dari biasanya. Masuk Dhuhur. Aku rehat sholat. Janji jam 2 sepertinya tidak bisa kupenuhi. Setelah kucek ulang, daftar isi dan halaman judul belum dibuat. Kupencet nomor HP temanku untuk memundurkan dead-line beberapa jam lagi. Alhamdulillah dia bersedia. Terjemahan akan kuserahkan jam 5, setelah Asar. Kami janjian ketemu di Plaza BSD serpong, tempat paling strategis yang paling mudah kami jangkau. Karena aku dari Tangerang, dia dari Parung - Bogor.
Asar alhamdulillah semua kelar. Tinggal menjilid. Ba'da sholat Asar, aku langsung keluar rumah, menuju toko foto copy yang menyediakan layanan jilid. Toko itu milik orang Cina. dan baru saat itu aku ingat, hari Ahad biasanya toko orang Cina tutup. Benar saja, toko tutup. Kustop angkot, meluncur ke toko satunya lagi yang lebih jauh. Tutup juga. Alhamdulillah, tak jauh dari sana ada toko foto copy kecil, punya orang Padang, dan bisa jilid tebal. Antrian orang yang menjilidkan bukunya sempat membuat hatiku kebat-kebit. Khawatir musti cancel lagi. Alhamdulillah, jam 4.30, tiba giliranku. Tapi karena lembarnya banyak, penjilidin tidak bisa cepat dilakukan. Selesai jam 5 kurang 10 menit. Kuperkirakan dari toko foto copy ke plaza BSD perlu waktu 30 menit dengan angkot. Naik taksi? Sama aja. taksi tidak bisa nyalip2. Terbayang istri temanku yang duduk menunggu lama di KFC bila aku telat tiba (temanku keluar kota, jadi nyuruh istrinya untuk ngambil). Kuputar otak. Aha! Ojeg! Ya..dengan ojeg bisa cepat sampai. Kebetulan dekat toko itu ada perempatan. Dan alhamdulillah, ada beberapa tukang ojeg mangkal. Kupilih tukang ojeg yang kira-kira orangnya baik dan sopan. Tiga menit kemudian aku sudah meluncur, menyalip di antara mobil dan bus-bus di jalan. Sebelumnya aku sudah pesen ke si abang ojeg : "Ngebut tapi hati-hati Bang".
Jam 5 lebih 5 menit sampai di Plaza BSD. Telat 5 menit dari janji. Segera kucari KFC. Ketemu. Tengok kanan-kiri mencari istri temanku. Terasa ada yang menepuk pundakku dari belakang. Nana, istri temanku itu dan anak perempuannya. Tak lama kami di sana. Setelah menyerahkan kerjaan, langsung kami berpisah. Meski badan terasa pegal, aku bersyukur telah memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan, meski mundur beberapa jam.
Pulang ke rumah sudah masuk maghrib. Setelah mandi, sholat, badan terasa segar kembali. Malamnya tidurku nyenyak sekali.